img-post

gemakeadilan.com - Turnamen Thomas Cup 2022, Indonesia hanya menduduki peringkat kedua setelah dikalahkan oleh India di babak final. Hal itu menjadi bukti nyata sulitnya mempertahankan gelar juara dalam turnamen bulu tangkis beregu putra paling bergengsi di dunia yang diadakan setiap 2 tahun tersebut. Perjalanan awal Tim Bulu Tangkis Beregu Putra Indonesia tidaklah mudah menuju final hingga menduduki panggung Runner-up demi mempertahankan gelar juara. Perjuangan keras dari tim Indonesia melawan tim Korea di babak perebutan grup, tim China di babak perempatan final, tim Jepang di babak semifinal hingga tim India di babak final patut diapresiasi, meskipun tim Indonesia hanya menduduki peringkat kedua.

 

Perlu diketahui, bahwasanya sejak 2014 hingga 2022, Piala Thomas Cup mengalami pergantian pemenang secara bergilir. Negara yang berhasil membawa pulang Piala Thomas Cup setiap tahunnya secara berturut-turut yaitu Jepang, Denmark, China, Indonesia, dan India.Mempertahankan gelar juara tidaklah semudah merebut gelar juara, hanya sedikit negara yang berhasil melakukannya. China merupakan negara terakhir yang berhasil mempertahankan gelar juara 5 kali bertutut-turut selama diadakannya Turnamen Thomas Cup 2004-2012

 

Sangat disayangkan bahwa mempertahankan Piala dalam Thimas Cup sangatlah sulit. Hal ini dikarenakan masalah yang dihadapi juara bertahan tidak sesederhana yang kita bayangkan. Pada prinsipnya, banyak faktor yang mempengaruhi sulitnya menjadi juara bertahan. Faktor seperti kelelahan fisik, kelelahan mental, dan kondisi finansial adalah beberapa faktor yang paling berpengaruh di masa modern seperti sekarang ini. Dalam bukunya yang berjudul "Leading," Alex Ferguson menulis: “Kita semua dihantui oleh kegagalan. Ini dapat menjadi halangan maupun motivasi. Tekad batin diri sendiri untuk menghindari kegagalan yang selalu memberi saya motivasi tambahan untuk berhasil”. Dari pernyataannya, Ferguson menyatakan bahwa kekuatan mental adalah faktor yang paling utama dalam meraih kesuksesan.

 

Dalam suatu kesempatan, Ferguson juga menyatakan bahwa dalam setiap latihan, kebanyakan atlet terfokus pada lathian fisik sebanyak 90% sedangkan latihan mental hanya diperhatikan sebanyak 10% saja. Namun nyatanya pada saat pertandingan, 90% hal yang paling berpengaruh adalah mental daripada fisik.

 

Bayangkan jika hal di atas terjadi sebanyak 10 kali yang mana adalah jumlah pertandingan bulu tangkis dalam setahun, baik All England, Thomas Cup, Indonesia Open, China Open, Denmark Open, dll. Seorang juara adalah mereka yang bisa mempertahankan fisik dan mental mereka dalam kondisi tingkat tinggi sekitar 9 sampai 10 bulan lamanya setiap tahun. Belum lagi pada Thomas Cup 2022, tim Indonesia mendapatkan lawan yang terbilang sulit sejak babak perebutan juara grup hingga babak final. Hal ini juga bisa menjadi salah satu faktor gagalnya tim Indonesia mempertahankan gelar juara dalam Turnamen Thomas Cup 2022. Mental yang terganggu akibat teman seperjuangan gagal merebut poin dan stamina yang terkuras habis akibat dari lawan yang sulit, serta waktu yang terbilang pendek menuju ke babak berikutnya mengakibatkan pada babak final menjadi lebih mudah lelah.

 

Selain itu, semua tim ingin menjadi penakluk sang juara. Para pesaing bakal tampil lebih ganas tiap kali menghadapi sang juara. Sedangkan tim lain berambisi membuat kejutan. Di samping itu, para pesaing memiliki keunggulan yang tidak dimiliki sang juara bertahan karena tim pesaing justru lebih mengetahui apa yang harus dilakukan. Pasalnya mereka akan mencari tahu kesuksesan sang juara dan memperbaiki diri untuk bisa lebih baik dalam pertandingan berikutnya.

 

Dengan demikian, para pesaing sudah memiliki cara bagaimana menghentikan sang juara di musim baru seperti tim India yang berhasil mencetak sejarah Thomas Cup ke babak final, bahkan dapat mengalahkan tim Indonesia di babak final pada Turnamen Thomas Cup 2022 yang sangat mengejutkan para pecinta bulu tangkis.

 

Penulis: Aura Caesar Binary

Editor: Nilam Helga

Sumber Gambar: Tribun.com