Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Semarang melakukan
Aksi Solidaritas Nasional untuk Wadas pada Selasa, (22/3) di depan Gedung
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang dimulai pada pukul 11.20 hingga 17.25 WIB.
Aksi tersebut merupakan aksi damai yang beragendakan orasi hingga panggung seni
berisikan pembacaan puisi dan menyanyi bersama. Aksi tersebut tidak hanya
didatangi oleh mahasiswa melainkan juga terdapat kehadiran sejumlah perwakilan
warga dari Desa Wadas yang bersemangat untuk menyampaikan tuntutan.
Adapun tuntutan yang dibawa dalam aksi ini yakni:
1. Memerintahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk menghentikan rencana penambangan di Desa Wadas
2. Memerintahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk mencabut Izin Penetapan Lokasi (IPL) Bendungan Bener dan mengeluarkan Wadas dari IPL Bendungan Bener
3. Memerintahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk mengusut tuntas dalang di balik tindakan pengepungan, penangkapan secara sewenang-wenang, dan penyiksaan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap warga Wadas pada tanggal 8 Februari 2022 lalu
4. Hentikan intimidasi, represifitas, segala bentuk kekerasan aparat terhadap warga Wadas dan tarik mundur seluruh aparat dari Desa Wadas. Serta hentikan tindakan aparat dalam melindungi kerusakan lingkungan dan perampasan ruang hidup.
5. Hentikan pembangunan yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan perampasan ruang hidup rakyat dengan dalih kepentingan umum terkhusus di Jawa Tengah.
Dalam aksi tersebut Ganjar Pranowo bersedia keluar dan duduk bersama
massa aksi dan melakukan dialog bersama di bawah gerimis hujan. Namun, menurut
Reza selaku Koordinator Lapangan (Korlap) menyatakan bahwa Ganjar belum
bersedia untuk memenuhi semua tuntuan dari massa aksi. Reza juga menambahkan
jika Ganjar sama sekali tidak menjawab problematika yang ada.
“Pak Ganjar lagi-lagi belum bersedia memenuhi tuntutan dari massa aksi.
Surat tuntutan bermaterai itu tidak ditandatangani oleh Pak Ganjar. Tanggapan saya, Pak Ganjar sama sekali tidak
menjawab problematika yang ada, beliau belum bahkan tidak berani mencabut soal
IPL yang menjadi tuntutan. Datang menemui massa aksi pun sama saja sebab enggan
memenuhi tuntutan massa aksi,” tegas Reza yang dikonfirmasi melalui WhatsApp.
Aksi Solidaritas Nasional ini tidak mengalami hambatan yang berarti secara
teknis, tetapi pada saat berada di halaman Kantor Gubernur Jateng, terdapat beberapa peristiwa yang ganjil dan berpotensi merugikan
massa aksi gerakan. Reza mengungkapkan bahwa beberapa massa aksi dimintai nomor
HP oleh pegawai daerah yang tidak jelas peruntukannya. Kemudian, sewaktu Ganjar
duduk dan berdialog dengan massa aksi, terdapat aparat yang memberikan masker
dengan cara yang tidak sopan, yakni dengan melempar dan memberikan kepada
individu dengan adanya kamera dibelakang,
“Ada aparat yang memberikan masker dengan cara yang tidak sopan, yakni
dengan melempar dan memberikan kepada individu dengan adanya kamera dibelakang,
yang artinya akan dijadikan sebatas konten media bahwa aparat peduli dengan
prokes atau bisa dibilang untuk pencitraan belaka.”
Reza berharap bahwa tuntutan yang dibawa oleh aksi ini dipenuhi
oleh Ganjar. “Dampak yang ditimbulkan sangat menyedihkan yang salah satunya
menyebabkan anak-anak trauma sehingga tidak mau sekolah, tidak mau bermain
seperti anak-anak lainnya. Dan tentunya, semoga perjuangan untuk Wadas tidak
sedikit pun padam sebelum pihak pemerintah khususnya Pak Ganjar memenuhi tuntutan
dari warga Wadas dan massa aksi,” tutup Reza.
Reporter: Nilam Helga dan Muhammad Rasyid
Penulis: Nilam Helga
Editor: Adri Siregar