gemakeadilan.com – Telah diselenggarakan Diskusi Terbuka Wadas pada Jumat (18/2)
di Kedai Wakamsi, Semarang. Diskusi ini dihadiri oleh warga Wadas, warga Dieng,
warga Batang, warga Sukoharjo, warga Kedungombo, mahasiswa dari beberapa kampus
Semarang hingga media dan pers mahasiswa. Tujuan dari diskusi ini adalah untuk
mendokumentasi kesaksian warga dalam mempertahankan sumber daya alam dan
mempererat solidaritas.
Menurut Cornel Gea,
salah seorang panitia, rencana awal diskusi terbuka tersebut diselenggarakan di
Matera Café. Namun, pemilik kafe mendapat intimidasi dari Kepolisian
Sektor (Polsek) dan Kepolisian Resor
Kota Besar (Polrestabes)
Semarang dan diminta untuk membatalkan diskusi dengan ancaman tempat akan
disegel apabila tidak menuruti perintah dari Polrestabes sehingga akhirnya
tempat diskusi bergeser ke Kedai Wakamsi.
“Rencana awal opening
pameran dan diskusi bareng jejaring warga Jawa Tengah diadain di Matera
Cafe tapi karena pemilik mendapat intimidasi dari Polsek dan Polrestabes,
tempat diancam akan disegel kalau tetap ada diskusi. Akhirnya kami memutuskan
untuk menggeser tempat diskusi bersama Jejaring Warga Jateng di Burjo (Kedai)
Wakamsi,” ujar Cornel Gea melalui konfirmasinya di Whatsapp.
Dalam sesi diskusi, warga sangat kecewa dan
heran terhadap larangan diskusi. Warga juga menyampaikan solidaritas kepada
warga Wadas. Salah satu warga dari Kedungombo bahkan heran mengapa di zaman
2022 ini kelakuan Orde Baru masih ada, yang mana menurutnya apa yang terjadi di
Wadas ialah persis seperti apa yang terjadi di Kedungombo ketika Orde Baru.
Warga bersama peserta yang hadir juga membuat pernyataan sikap untuk menolak
dan terus melawan semua proyek-proyek strategis nasional yang merampas dan
merusak tempat hidup masyarakat.
Cornel
Gea juga menambahkan bahwa diskusi Wadas bersama jejaring warga ini membuat
dirinya dan rekan-rekan melihat secara utuh kejahatan proyek-proyek strategis
nasional. Mereka berpendapat bahwa proyek tersebut sama sekali tidak strategis
untuk kepentingan masyarakat.
“Proyek-proyek
strategis nasional ini sama sekali tidak strategis untuk kepentingan
masyarakat. Kalau strategis untuk masyarakat, ngapain menggusur dan
merusak tempat hidup masyarakat. Diskusi ini juga melihat semua proyek-proyek
termasuk ekspansi industri ke Jawa Tengah ini adalah bagian dari percepatan
pembangunan untuk pertumbuhan ekonomi. Dimana ekonomi yg bertumbuh adalah
ekonomi oligarki. Sehingga lebih tepat (bila) proyek strategis nasional disebut
sebagai proyek srategis oligarki.”
Cornel
Gea berharap dengan fakta-fakta kejahatan proyek strategis nasional yang sudah
diceritakan warga saat diskusi, mereka dapat membangun kekuatan untuk menghambat
bahkan menghentikan proyek-proyek yang merusak dan merampas tempat hidup warga
Wadas.
Penulis:
Vanya Jasmine dan Nilam Helga
Editor:
Adri Siregar
Sumber
Gambar: Dokumentasi Pribadi Narasumber