img-post

gemakeadilan.com - Dalam wawancaranya dengan tim Redaksi Gema Keadilan pada Senin (22/5), Ketua Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro (SM Undip), Naufal Aziz Rosul Sayyaf menjelaskan alasan di balik pelaksanaan Pra-Musyawarah Mahasiswa Tahun 2023 (Pra-Muswa 2023) yang digelar pada Sabtu, (13/5) yang minim diskusi dari mahasiswa pada sesi tanya jawab. Naufal menjelaskan, pihak SM Undip telah mengadakan diskusi di setiap fakultas dan sekolah vokasi sebagai bentuk perbaikan komunikasi. Bahkan ia juga menilai gelaran Muswa tahun 2023 telah menarik antusiasme mahasiswa jauh lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 


Sedikit latar belakang dari wawancara - SM Undip telah menggelar Muswa pada hari Jumat, (19/5) hingga Minggu, (21/5). Gelaran Muswa ini dilakukan secara hybrid yakni online melalui platform Zoom dan offline di Ruang Sidang Biro Administrasi Akademik (BAA) lantai 2 Senat Akademik-Majelis Wali Amanat (SA-MWA) Undip. Muswa yang sedianya dihadiri oleh 73 peserta penuh dari perwakilan BEM Undip, Senat Undip, Majelis Wali Amanat (MWA) Unsur Perwakilan Mahasiswa, 44 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Undip, BEM dan Senat Fakultas/Sekolah Vokasi se-Undip, serta peserta peninjau ini disebut bertujuan untuk membuka ruang diskusi bagi perwakilan mahasiswa dari fakultas dan sekolah vokasi di Undip.

Sebelum Muswa 2023 tersebut diselenggarakan, SM Undip telah menyelenggarakan Pra-Muswa 2023 pada Sabtu, (13/5) guna menyosialisasikan urgensi dan pokok-pokok bahasan yang akan dibawa dalam Muswa 2023. Kendati hanya terdapat 2 (dua) penanya dalam Pra-Muswa tersebut, Naufal membantah jika Pra-Muswa disebut nihil diskusi dari mahasiswa. Naufal menjelaskan bahwa sebelum Pra-Muswa dilaksanakan, pihaknya telah melakukan diskusi ke setiap fakultas dan sekolah vokasi melalui pertemuan dengan Ketua BEM, Senat, dan Himpunan sebagai bentuk perbaikan komunikasi SM Undip secara bottom up.

“Apakah publik secara umum tahu kalau misalkan di belakang musyawarah, SM melakukan sosialisasi kepada setiap fakultas dan sekolah vokasi sebagai bentuk perbaikan komunikasi dari SM Undip untuk mengkomunikasikan bottom up? Kami mensosialisasikan, datang ke semua fakultas, sekolah vokasi satu per satu ketemu sama Ketua Himpunan, BEM, Senat, kalo ada, Himpunan. Terus di situ mayoritas banyak yang bawa anggota senatnya, BEM-nya, kami diskusi,” terang Naufal.

Naufal menjelaskan alasan pihaknya melakukan sosialisasi tersebut sebagai sarana untuk memudahkan komunikasi yang lebih leluasa, karena pada saat Muswa berlangsung, tidak semua orang mau untuk berbicara di ruang publik dan melayani teman-teman fakultas dan sekolah vokasi untuk mempertanyakan gagasan yang dibawanya sebagai hasil rekomendasi antar fakultas dan sekolah vokasi. Lebih lanjut, Naufal menyebut upaya tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen dan koreksi atas catatannya terhadap tidak terlaksananya sosialisasi ke setiap fakultas dan sekolah vokasi tersebut pada tahun lalu sehingga menimbulkan asumsi eksklusivitas dari SM Undip.

“Tahun lalu tidak ada. Menjadi permasalahan buat teman-teman fakultas dan vokasi, kenapa SM Undip terlalu eksklusif. Kalau demikian caranya, kami ingin membuka diri kami (agar menjadi) inklusif. Kami bertemulah dengan teman-teman fakultas dan vokasi walaupun kami menyadari itu sangat melelahkan, tapi itu sebagai bentuk komitmen SM Undip untuk bisa menjalankan tanggung jawab dengan baik kepada seluruh konstituennya, untuk bisa mendengar aspirasi yang kiranya mau disampaikan sehingga nanti di dalam forum Musyawarah Mahasiswa adalah hasil kebersamaan Gagasan dari setiap fakultas dan vokasi dengan SM Undip itu sendiri, itu yang kami lakukan,” jelas Naufal.

Naufal juga menjawab pertanyaan yang diajukan Gema Keadilan mengenai tingkat antusiasme mahasiswa dalam acara-acara resmi Organisasi Mahasiswa seperti Pemilihan Raya (Pemira) dan Muswa. Perihal itu, Naufal menjelaskan bahwa terkait Pemira, kurangnya antusiasme tersebut dikarenakan saat akhir tahun banyak timeline kegiatan yang bertabrakan antara kegiatan internal Fakultas atau Sekolah Vokasi dengan universitas. “Biasanya saat akhir tahun tiap fakultas atau sekolah vokasi memiliki timeline kegiatannya sendiri yang tidak bisa dilepaskan,” terang Naufal. Sedangkan untuk antusiasme mahasiswa dalam Muswa, Naufal menjelaskan penyebab kuorum sempat tidak terpenuhi dikarenakan faktor keterlambatan dari peserta Muswa dan bukan karena tingkat antusiasme mahasiswa untuk menghadiri Muswa rendah. Ia membantah jika antusiasme mahasiswa terhadap Muswa dinilai kurang.  “Kemarin saat pengesahan saja yang hadir 55 dari 73, berarti hanya 18 yang tidak hadir, 18 ini izin. Berarti kan kalau bicara Muswa saat ini ketertarikannya tinggi. Karena upaya yang dilakukan SM Undip sejak awal tahun juga baik, seperti yang dijelaskan tadi,” tegasnya.



Reporter  : Vanya Jasmine

Penulis    : M. Victor Ali

Editor      :  Agistya Dwinanda

Sumber Gambar: Senat Undip (Instagram)