img-post

gemakeadilan.com - Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) bersama dengan Media Lintas Komunitas (MediaLink) telah menggelar workshop anti hoaks bagi pengelola jurnalis warga dalam sesi focus group discussion bagi citizen journalism yang diselenggarakan di Hotel Antawirya, Semarang, pada Jumat (18/10) yang dimulai pada pukul 09.00 sampai dengan pukul 15.00 WIB.


Rangkaian acara dimulai dengan materi mengenai jenis gangguan informasi,pengenalan bagaimana suatu informasi hoaks dapat terbentuk, serta fitur-fitur yang dapat digunakan untuk pengujian fakta pada sebuah informasi. Pada materi tersebut, dijelaskan bahwa pengujian fakta dapat dilakukan dengan sangat mudah, seperti pencarian melalui kata kunci yang terdapat pada gambar maupun video, maupun melalui gambar atau potongan video itu sendiri dengan memanfaatkan fitur yang sudah tersedia pada aplikasi peramban atau ekstension tertentu yang berfungsi untuk pencarian melalui multimedia seperti google lens, search by image, hingga InVid.


Memasuki sesi kedua acara tersebut, kegiatan berlanjut pada sesi penugasan kelompok berupa pengujian fakta melalui potongan gambar dan video yang harus diteliti kebenarannya melalui fitur-fitur yang telah dijelaskan pada materi sebelumnya. Hasil dari praktik pengujian fakta dapat diketahui dengan cepat dan hoaks dapat ditemukan. Kemudahan tersebut membuat para peserta menyelesaikan tugas dengan cepat. Pada penghujung acara, peserta didorong untuk menyampaikan refleksinya mengenai keberlangsungan acara dan meminta perwakilan peserta untuk menyampaikan kesan-pesan berkenaan dengan keberlangsungan penyelenggaraan workshop ini. 


Puji Susanti, selaku moderator menyampaikan bahwa saat ini penyampaian informasi tidak hanya melalui media umum seperti biasa, melainkan sudah merambah ke jurnalisme media yang dalam hal ini terdapat jurnalisme warga di dalamnya. Namun, hal tersebut menimbulkan prahara baru, karena sesuatu yang disampaikan bergantung pada niat orang yang berada di belakang layar., Aapakah tujuan pengunggahan media informasi hanya untuk mendapatkan engagement? atau memang murni karena ingin membuat sebuah konten yang bermanfaat. Hal tersebut menjadi alasan mengapa kelas ini dibuat, agar para jurnalisme warga dapat memahami do and don’ts dalam menyampaikan informasi.


“Nah, yang berbahaya tuh konten-konten yang tidak diketahui berinduk kemana, seperti temen-temen jurnalis media, jurnalisme warga kan gak tahu berinduk ke mana, akhirnya kan organik ya. Kembali lagi pada people behind content atau people behind account, siapa orang dibalik itu, apakah memang niatnya pengen viral aja? pengen engagement tinggi atau memang prinsipnya ingin membuat konten yang bagus, konten yang bermanfaat. Makanya sekali lagi ini bagus banget, saya ingin anak muda yang punya kreativitas tinggi, apalagi jurnalis warga, punya path yang benar.”


Puji menambahkan bahwa kegiatan ini bukan hanya mengajarkan mengenai periksa fakta, tetapi lebih banyak memberikan pemahaman dan meluruskan pokok muatan jurnalisme warga agar dapat memberitakan sesuatu dengan baik dan benar. 

“Jadi sebenarnya kalau dipahami dengan baik, kelas ini sebenarnya bukan hanya mengajarkan temen-temen untuk periksa fakta, tetapi lebih banyak memberikan pemahaman dan meluruskan temen -temen dalam berkreatifitas dan berkreasi tetap pada kaidah kaidah yang benar, karena bagaimanapun spirit jurnalis walaupun jurnalisme warga, walaupun jurnalisme mahasiswa, walaupun bukan profesional, walaupun belum ada di bawah dewan pers. Harapan kita semua kalian itu sudah memahami ini lho jalur yang benar seperti ini sehingga mudah bagian untuk memberitakan sesuatu dengan baik, dengan benar dan kalian sudah melakukan critical thinking untuk ini perlu atau tidak untuk dibagikan”.


Reporter : Nasywa Julia Tiaradevi, Rizky

Penulis : Nasywa Julia Tiaradevi

Editor : Muhammad Victor Ali

Gambar : Dokumentasi pribadi reporter