gemakeadilan.com - Organisasi Kesehatan Dunia
telah mengaktifkan tingkat siaga tertinggi untuk wabah cacar monyet yang saat
ini tengah berkembang. World Health Organization (WHO) menyatakan virus tersebut
sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Penunjukan langka ini menunjukkan bahwa WHO melihat wabah cacar monyet sebagai ancaman
serius bagi kesehatan global sehingga memerlukan tanggapan internasional yang
terkoordinasi untuk mencegah virus menyebar lebih lanjut dan berpotensi
meningkat menjadi pandemi. Namun, deklarasi tersebut tidak memaksakan kondisi
pada pemerintah, melainkan berfungsi sebagai panggilan mendesak untuk
bertindak. WHO hanya dapat mengeluarkan pedoman dan rekomendasi kepada
negara-negara anggotanya, bukan memberikan
mandat pada mereka. Di samping itu, negara anggota juga harus melaporkan insiden
yang mengancam kesehatan global.
Hal
tersebut dilakukan karena bulan lalu Badan PBB menolak untuk
menyatakan keadaan darurat global dalam penanganan cacar monyet. Namun, jumlah infeksi terus
meningkat secara signifikan dalam beberapa minggu terakhir. Hal tersebut mendorong
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus untuk mengeluarkan peringatan
tertinggi. Tedros membuat keputusan tersebut berdasarkan penyebaran epidemi
yang cepat di seluruh dunia.
Wabah cacar monyet saat ini
sangat tidak biasa karena tersebar luas di negara-negara Amerika Utara dan
Eropa di mana virus biasanya tidak ditemukan. Secara historis, cacar monyet
memiliki tingkat penularan yang rendah di bagian terpencil Afrika Barat dan
Tengah di mana hewan pengerat dan hewan lain membawa virus.
Eropa saat ini menjadi pusat
wabah global, dengan lebih dari 80% infeksi yang dikonfirmasi dilaporkan secara
global pada 2022. Hingga saat ini, Amerika Serikat telah melaporkan lebih dari
2.500 kasus cacar monyet di 44 negara bagian di Washington, D.C. dan Puerto
Rico. Tedros mengatakan cacar monyet menimbulkan risiko moderat secara global tetapi
ancaman di Eropa cenderung lebih tinggi. Ia mengatakan bahwa terdapat risiko
yang jelas bahwa virus akan terus menyebar ke seluruh dunia, meskipun tidak
mungkin mengganggu perdagangan global atau perjalanan saat ini.
Pada awal Mei, Inggris
melaporkan kasus cacar monyet pada seseorang yang baru saja kembali dari
perjalanan ke Nigeria. Beberapa hari kemudian, Inggris melaporkan tiga kasus
cacar monyet lagi, yang tampaknya didapat secara lokal. Negara-negara Eropa
lainnya, Kanada dan Amerika Serikat kemudian mulai mengonfirmasi kasus. Tidak
jelas di mana wabah itu sebenarnya dimulai.
Kepala ahli penyakit cacar
monyet dari WHO, Dr. Rosamund Lewis mengatakan bahwa badan kesehatan PBB tidak
khawatir bahwa cacar monyet dapat menyebabkan pandemi global. Otoritas
kesehatan masyarakat memiliki peluang untuk menahan wabah tersebut, katanya. Namun
para ahli penyakit menular khawatir bahwa dengan otoritas kesehatan yang gagal
menahan wabah, cacar monyet akan berakar secara permanen di negara-negara dimana
virus tersebut belum pernah terdeteksi sebelumnya, kecuali untuk kasus-kasus
terkait perjalanan yang terisolasi.
Virus tersebut menyebabkan
ruam menyebar ke seluruh tubuh. Ruam yang terlihat seperti jerawat atau lecet
bisa sangat menyakitkan, kata penderita virus. Tidak seperti Covid-19, monkeypox
bukanlah virus baru. Para ilmuwan pertama kali menemukan cacar monyet pada
monyet penangkaran yang digunakan untuk penelitian di Denmark pada tahun 1958,
dan mengonfirmasi kasus virus pertama pada manusia pada tahun 1970 di Zaire
(sekarang dikenal sebagai Republik Demokratik Kongo).
Lewis, pakar cacar monyet
dari WHO, mengatakan bahwa 99% kasus yang dilaporkan di luar Afrika terjadi
pada pria, dan 98% infeksi terjadi pada pria yang berhubungan seks dengan pria,
terutama mereka yang berganti-ganti pasangan, baik anonim maupun masih
baru-baru ini. Virus telah terdeteksi di luar komunitas gay tetapi sejauh ini
tingkat penularannya rendah. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS
mengonfirmasi bahwa dua anak telah terinfeksi cacar monyet. WHO dan CDC telah
berulang kali memperingatkan agar tidak menstigmatisasi pria gay dan biseksual,
sambil menekankan pentingnya mengomunikasikan bagaimana virus saat ini menyebar
sehingga mereka yang berisiko tinggi di masyarakat dapat mengambil tindakan
untuk melindungi kesehatan mereka.
Dikarenakan monkeypox
bukanlah virus baru, vaksin dan obat
antivirus sudah ada untuk mencegah dan mengobati penyakit yang ditimbulkannya,
meskipun jumlahnya masih terbatas. Amerika Serikat juga sudah mendistribusikan
puluhan ribu dosis vaksin yang disebut Jynneos untuk membendung wabah
tersebut. Tak hanya itu, terdapat pula 100
juta lebih dosis vaksin cacar generasi
tua yang disebut ACAM2000 di AS, yang diproduksi oleh Emergent BioSolutions.
Namun ACAM2000 dapat memiliki efek samping yang serius dan tidak
direkomendasikan untuk orang dengan sistem kekebalan yang lemah, termasuk
pasien HIV, orang dengan kondisi kulit tertentu, dan wanita hamil.
WHO juga saat ini tidak merekomendasikan
vaksinasi massal dan vaksin saat ini tersedia di Amerika Serikat untuk pasien
dengan cacar monyet yang dikonfirmasi atau dicurigai. Berbeda dengan Covid,
vaksin cacar dan cacar monyet dapat diberikan setelah terpapar karena masa inkubasi
virus yang lama. Namun menurut CDC, vaksin perlu diberikan dalam waktu empat
hari setelah terpapar agar memiliki peluang terbaik untuk mencegah penyakit.
Penulis: Erina Ananda Ridwan
Editor: Putri Zahra
Sumber Gambar:
Tirto.id