img-post
sumber gambar : femmesdetunisie.com

gemakeadilan.com - Apakah ada yang pernah merasakan homesick? Homesick atau perasaan rindu terhadap kampung halaman erat kaitannya dengan perantau. Jika kita mengalami homesick, apakah kita harus pulang ke rumah dan meninggalkan semua kewajiban di tempat kita saat ini atau tetap tinggal di tempat tersebut tapi menangisinya setiap hari? Cerita tentang homesick termuat  dalam sebuah film dengan judul Brooklyn.

            Brooklyn merupakan film yang dibintangi Saoirse Ronan sebagai Eilis dan Emory Cohen sebagai Tony. Film dengan latar 1950-an ini menceritakan tentang Eilis yang bekerja sebagai pelayan sebuah toko di kota kecil bagian tenggara Irlandia yang tinggal bersama Ibu (Jane Brennan) dan kakak perempuannya, Rose (Fiona Glascott). Eilis mendapatkan kesempatan untuk pergi ke Brooklyn dari Rose yang menyurati seorang pendeta, yaitu Pastur Flood (Jim Broadbent).

            Film yang pertama kali tayang pada Festival Film Sundance tahun 2015 ini disutradai oleh John Crowley dan diproduseri oleh Finola Dwyer dan Amanda Posey. Film  yang diangkat dari novel yang berjudul Brooklyn karya Colm Tóibín ini memiliki durasi 1 jam 52 menit dengan genre drama romantis. Film ini bukan hanya mengkisahkan percintaan antara Eilis dengan Tony, tetapi juga perjuangan Eilis untuk beradaptasi dengan negara baru yang ditapakinya.

Kisah ini diawali dengan remehan yang dilontarkan bos Eilis di Toko Kue, Nonna Kelly (Brid Brennan) ketika Eilis berpamitan untuk pergi. Bosnya menganggap ia egois, karena meninggalkan Rose untuk memgurus ibu mereka sepanjang hidup. Konflik di awal cerita ini menjadi pembubuh bagi film ini. Perlahan kisah romantic antara Eilis dengan Tony mewarnai film ini. Selain itu, film ini juga menceritakan tentang bagaimana memberikan sebuah keputusan yang bijak, ketika sebuah kabar yang sangat menyedihkan datang dari kampung halamannya membuat Eilis bingung untuk pulang kembali ke Irlandia, namun tidak pasti dapat kembali ke ke Amerika sedangkan saat ini ia sudah memiliki Tony dan menetap di Amerika.

            Film ini mendapat skor 87 dari 100 berdasarkan Metacritic dari 42 kritikus film juga dengan rating 97% berdasarkan 256 ulasan dengan rating rata-rata 8,4/10 di Rotten Tomatoes, film ini menunjukan secara tidak langsung bagus untuk ditonton karena mendapat “pengakuan universal”. Kemudian terkait kemampuan akting dari Saoirse Ronan mendapatkan banyak pujian dari banyak penonton ditambah kemampuan dari Ronan yang sangat menjiwai hingga mendapat pujian dari penonton. Dilihat dari segi karakter Eilis yang penuh ambisi dan cerdas, kita akan terbawa suasana yang diciptakan oleh Ronan melalui matanya. Mata Ronan seolah-olah menyiratkan semua emosi dan penderitaannya selama film ini berlangsung. Selain itu, sinematografi dan editing yang ditayangkan sangat tajam juga kostum serta seni yang ditayangkan sangat indah, membuat penonton merasakan bagaimana keadaan pada tahun 1950-an.

            Namun ada beberapa orang yang berpendapat bahwa alur yang ada dalam film ini terlalu ringan dan mudah untuk ditebak. Potensi yang dibawakan di babak pertama film berjalan dinegasikan pada babak kedua karena plot tersebut terasa canggung. Selain itu, film ini ditonton harus dengan pengawasan orang dewasa karena ada beberapa adegan film yang kurang pantas untuk ditonton anak-anak atau remaja. Dari segeilintir pendapat tersebut mengenai kekurangan film ini, tetap tak menghilangkan suasana film jadul yang sangat menarik untuk ditonton ditambah genre yang diambil adalah romantis.

 

Penulis : Nazwa