img-post

gemakeadilan.com - Mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) yang tergabung dalam aliansi Undip Students For Justice in Palestine ajak masyarakat untuk masifkan pemboikotan produk yang terafiliasi dengan Israel. Seruan tersebut disampaikan melalui aksi damai bela Palestina yang digelar pada Selasa (22/5) di Jogging Track Undip. 


Sebelumnya, aliansi mahasiswa Undip terlebih dahulu melakukan long march dengan berjalan kaki dari Student Center Undip menuju Jogging Track Undip. Sesekali, mereka menyerukan, “Free Free Palestine.”


Tak hanya seruan pemboikotan, aliansi mahasiswa Undip juga menyampaikan seruan lainnya sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina. Seruan tersebut di antaranya mengutuk perbuatan Israel di Palestina yang melanggar Hak Asasi Manusia, mendukung kebebasan berpendapat mahasiswa-mahasiswa di Amerika Serikat yang membela Palestina, hingga mendukung sikap Pemerintah RI yang konsisten menolak hubungan diplomatik dengan Israel. 


Bentuk dukungan juga disampaikan melalui aksi simbolik dengan mendirikan tenda dan meletakkan boneka di depannya. Tenda tersebut menggambarkan kamp-kamp para pengungsi Palestina, sedangkan boneka menggambarkan anak-anak kecil di Palestina yang ikut menjadi korban dari perbuatan keji Israel.


Wildan, mahasiswa FEB Undip sekaligus bagian dari aliansi mahasiswa Undip tersebut berharap bahwa aksi damai ini dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa Undip untuk memberikan dukungan kepada Palestina. 


“Isu Palestina bukan isu keagamaan, namun isu kemanusiaan,” ungkapnya.


Farid Darmawan, Ketua BEM Undip 2024 yang turut hadir dalam aksi damai ini juga menegaskan bahwa apa yang terjadi di Palestina bukanlah isu keagamaan, tetapi isu kemanusiaan. Farid menyatakan bahwa BEM Undip mendukung perjuangan bela Palestina melalui aksi damai ini.


“Jangan pernah menyesal berada di barisan kemanusiaan ini, sedikit yang kita lakukan akan berpengaruh ke mereka,” ungkapnya.


Aksi ditutup dengan menyalakan lilin dan doa bersama.


Reporter: Khusnul Hotimah dan Hanifah Febri Annisa

Penulis: Khusnul Hotimah dan Hanifah Febri Annisa

Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi Reporter